PENANGANAN DISTOKIA PADA ANJING DENGAN
SECTIO CAESARIA
Sectio caesaria merupakan prosedur operasi untuk
mengeluarkan fetus dari induknya, melalui
laparohisteretomi atau pembedahan pada perut dan uterus (Fossum 2002). Kata “Caesaria” berasal dari
kata-kata Latin yaitu “caeso matris utera” yang berarti memotong uterus
induk (Johnton, 1968). Operasi sesar merupakan tindakan untuk
menghentikan masa kebuntingan akibat distokia yang dapat disebabkan oleh
inersia uterus, rupture, dan perforasi uterus (Kumar 1996).
Beberapa penyebab kematian neonatal adalah persalinan lama,
hipoksia dan distosia. Hal ini dapat fisiologis dan bahkan perilaku, atau
bahkan dari lingkungan. Beberapa kematian anak anjing berasal dari masalah
genetik atau infeksi. Studi menunjukkan bahwa 20 sampai 30% dari semua anak
anjing lahir meninggal sebelum usia enam bulan, sebagian besar karena kematian
neonatal. Dalam beberapa
kasus melahirkan kadang ada anjing yang harus melewati proses Cesar. Banyak
sebab yang menyebabkan anjing harus dicesar.
Faktor
ras
Ada beberapa jenis anjing yang memang harus melewati proses
cesar jika melahirkan. Contohnya: Bulldog, anatomi Bulldog yang menyebabkan
anjing ini harus di cesar. Anakan Bulldog memiliki badan yang lebih besar
dibanding kepalanya, kaki bengkang sehingga menyulitkan untuk dilahirkan secara
normal. Ditambah dengan indukan Bulldog yang tidak mempunyai leher sehingga
nafas pendek menyebabkan anjing Bulldog tidak kuat untuk ngeden. Anjing ras
kecil seperti Chihuahua,
Pomeranian,
Yorkshire ,dll juga sering mengalami operasi cesar karena tidak mempunyai
tenaga atau anaknya terlalu besar.
Faktor
anatomi dan genetik
Anjing yang memiliki pinggul yang sempit biasanya mengalami
kesulitan untuk melahirkan secara normal. Untuk mengetahui apakah anjing kita
memiliki pinggul yang sempit dapat diperiksa oleh seorang dokter hewan. Anjing
yang memiliki pinggul sempit dan anak yang dikandung berukuran besar sudah pasti
tidak bisa melahirkan secara normal.
Anjing
yang berpinggul sempit, seringkali juga melahirkan anak yang berpinggul sempit.
Oleh karena itu, jika anda ingin membeli anjing betina harus ditanyakan kepada
breedernya apakah ada generasi diatasnya yang melahirkan secara cesar . Memang,
tidak 100% benar kalau induknya berpinggul sempit anaknya juga akan berpinggul
sempit tapi setidaknya ada kemungkinan indukan ini akan menurunkan kejelekannya
pada anaknya.
Faktor
kesehatan
Faktor ini sering terjadi, anjing yang dalam keadaan hamil
terserang penyakit.
Penyakit
yang sering menyebabkan anjing harus di cesar biasanya infeksi saluran rahim
dan vagina. Anjing hamil yang terserang penyakit keputihan
kemungkinan besar akan melahirkan anak dengan kondisi buta karena anakan yang
keluar akan melewati cairan keputihan yang banyak mengandung bakteri atau
virus.
Ada anjing yang sedang hamil nafsu makannya menurun sehingga
mengganggu kualitas kesehatannya . Biasanya terjadi ketika usia kehamilan makin
tua, rahim yang membesar menekan usus pencernaan sehingga anjing susah makan.
Anjing hamil yang kesulitan makan akan semakin turun tingkat kesehatannya dan
ini akan mempengaruhi kesehatan janin pula. Anjingpun tidak mempunyai tenaga
untuk melahirkan secara normal sehingga memerlukan operasi cesar untuk membantu
kelahirannya.
Anjing yang sudah melewati hari ke 60 masa kehamilan tapi
belum ada tanda-tanda akan melahirkan sebaiknya di bawa ke dokter hewan untuk
dilakukan pemeriksaan. Banyak kasus cesar terjadi karena sang induk tidak
mengalami kontraksi padahal placenta sudah lepas dari dinding rahim. Hal ini
jika tidak segera dilakukan operasi cesar akan membahayakan sang janin.
Placenta yang sudah copot tidak lagi menyalurkan oksigen ke janin. Biasanya
setelah lepas, janin dapat bertahan antara 3 jam sampai 24 jam.
Biasanya dokter hewan akan menginduksi dengan oksitosin agar
sang induk mengalami kontraksi. Tapi, jika sudah diinduksi dengan aksitosin
dalam 3 jam belum kontraksi sang induk harus segera menjalankan operasi sesar.
Ada beberapa kasus , anjing pada awalnya melahirkan secara normal tetapi karena
banyaknya anak yang harus dilahirkan atau janin terlalu besar sehingga sang
induk kehabisan tenaga. Maka sang induk juga harus segera di sesar. Kalau janin
ternyata sudah mati didalam kandungan tetapi tidak diangkat secepatnya ,nyawa
sang induk akan terancam karena proses pembusukan janin sangat cepat dan akan
meracuni semua system yang ada.
Indikasi
Sectio Caesaria
Operasi sesar harus dilakukan jika
penangan lain tidak berhasil untuk mengeluarkan fetus. Indikasi
Sectio Caesaria khusus meliputi; Inersia uterina yang gagal merespon
terapi ekbolik.
- · Disproporsi fetopelvis yang gagal merespon metode penanganan lain.
- · Obstruksi saluran peranakan
- · Malpersentasi fetus yang tidak apat dikoreksi
- · Adanya bukti bahwa tanda-tanda kehidupan fetus terancam
- · Mengeluarkan mumuifikasi fetus dari uterus
- · Dilatasi cervik yang tidak maksimal
- · Hernia inguinal yang berisi bagian dari uterus
- · Ruptur muskulus abdominal
- · Ukuran fetus benar-benar besar, single puppy syndrome atau monstroitas fetal
- · Cairan fetus yang sedikit atau berlebihan
- · Profilaksis (riwayat dari kelahiran sebelumnya)
(Menurut Jackson, 2004)
Pra Operasi
Persiapan hewan: pengosangan colon dan vesica
urinaria. Pembersihan dan pencucian daerah abdomen caudal. Sebelum dilakukan
keduanya, hewan diberi premedikasi, secepatnya hewan tersebut diletakkan di
meja operasi. Infus dengan larutan elektrolit sehingga efek obat lebih cepat
terdistribusi. Persiapan terakhir adalah anasthesi (Archibald.1984).
Pre medikasi
Atrophin sulfat (1/150 gram) atau morphin sulfat (1/8)
- ½ gr) diberikan secara s.c 30 menit sebelum operasi dengan dosis sekecil
mungkiin karena merupakan memliki efek depressan pada fetus. 15 menit setelah
pemberian premedikasi, induk lebih mudah ditangani, setelah 30 menit diberikan
anasthesia berupa eter dengan metode inhalasi (Archibald.1984).
Pre medikasi dapat diberikan dengan menggunakan
analgesia regional, seperti acepromazin 0,01-0,02 mg/kg BB dan oxymorphne
0,03-0,06 mg/kg BB diikuti infiltrasi lokal line blok 2 mg/kg BB lidokain
(Slatter and Douglas, 2002).
Anestesi umum
Anastesi umum jarang dipergunakan untuk operasi caesar
karena dapat mnyebabkan pembiusan pada puppies. Biasanya menggunakan propofol
atau isofluran. Penggunaan secara intravena tidak membahayakan bagi induk,
namun menyebabkan fetal acidosis dan hipoksia.
Preparat barbiturat secara intravena relatif aman
digunakan,seperti lidokaine 0,25-0,5 mg/kg BB atau diazepam0,1-0,4 mg/kg BB.
Anastesi ketamin 4-6 mg/kg BB dikombinasikan dengan diasepam 0,2-0,4 mg/kg BB
atau midazolam 0,1-0,3 mg/kg BB secara intravena merupakan teknik induksi yang
cepat untuk suport kardiovaskular apabila terjadi kondisi yang kritis.
Jika bradikardia muncul, atropin 0,02-0,04 mg/kgBB intravena atau
intramuskular menjadi anti kolinergik yang bagus karena glikorolat tidak
menembus barier plasenta, dan induksi ophioid bradikardia mungkin terjadi pada
fetus. Xilazin tidak direkomendasikan untuk sectio caesaria karena menyebabkan
mortalitas tinggi pada hewan kecil. Xilazin dapat mengakibatkan fetal
bradikardia, hipertensi, dan hipoksemia setelah 20 menit pemberian (Slatter and
Douglas, 2002).
Teknik
operasi
Pendekatan midline
terhadap abdomen pada umumnya disukai dan pada pembukaan abdomen, uterus secar
keseluruhan dan sebagian dikeluarkan dan dibungkus untuk memastikan kontaminasi
perotoneum yang minimal oleh isi uterus.
Uterus dibuka pada
permukaan vebtral korpus uteri atau pada sambungan korpus uteri. (Gambar1.).Perawatan
yang hati-hati harus dilakukan ketika pembukaan uterus sehingga fetus yang ada
dibawahnya tidak tanpa sengaja terinsisi. Fetus pertama ditarik dari uterus
didalam amnionnya (gambar.2) setelah memasuki kantung korioalantoisnya.
Gambar 1. Operasi sesar pada anjing – uterus dibuka
pada pertemuan antara korpus dan satu kornu
Amnion kemudian diambil
dari kepala dan tubuh fetus. Korda umbilikus dijepit dan dipotong 2 cm dari
pusar dengan forcep arteri dan fetus dipegang oleh seorang asisten untuk
perawatan selanjutnya dan resussitasi. Lendir digoyang perlahan dari dalam
mulut atau dihilangkan dengan sedotan (gambar 3). fetus dikeringkan dengan
handuk atau kain dengan bahan menyerap, aktivitas ini dapat menstimulasi
respirasi dan pergerakan dan dengan segera, pada fetus yang sehat, jeritan
terdengar. Tiupan perlahan ke dalam mulut, yang meningkatkan kadar karbon
dioksi di dalam udara yang dihirup, juga memberikan aksi stimulasi. Pada kasus yang
sulit, terapi obat dapat diperlukan; 1-5 mg doxapram hidroklorida dapat
ditempatkan dibawah lidah dari masing-masing fetus untuk stimulasi pernapasan.
Gambar 3. Operasi Sesar pada anjing –
menjepit korda dan menyadarkan anak
|
Tindakan dilakukan untuk mengambil masing-masing
plasenta dari masing-masing fetus dengan hati-hati (Gambar 4), tetapi jika
kesulitan dialami atau pendarahan segar terpicu, plasenta harus ditinggalkan in situ untuk didorong mundur untuk
dikeluarkan kemudian, kemungkinan dibantu secara postoperatif dengan terapi
ekbolik. Fetus berikutnya didorong perlahan dari masing-masing kornu uteri
sepanjang menuju insisi uterus darimana mereka diambil. Pada sebagian besar
kasus, semua fetus dapat dikeluarkan dari insisi uterus tunggal. Kadang-kadang dokter hewan dapat
menemukannya dengan mudah untuk mencapai akses fetus dengan membuat suatu
insisi menuju kornu uteri kedua setelah penutupan kornu pertama.
Sebelum uterus ditutup,
uterus harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal.
Keselurahan saluran genital harus diperiksa, termasuk korpus uteri kaudal dan
vagina intrapelvis. Jahitan Lembert terbalik dari bahan benang jahit yang dapat
terserap digunakan untuk menutup uterus, memastikan bahwa tidak ada sedikitpun
bagian plasenta yang membahayakan tepi luka (Gambar 5). bekas-bekas darah harus
dibersihkan dari permukaan luar uterus sebagai upaya untuk mencegah perlekatan
postoperasi. Abdomen ditutup dengan cara biasa dan lapisan kawat kecil dapat
dilekatkan pada luka kulit untuk melindungi dari kontak langsung dengan
anak-anaknya.
Gambar 5 . Operasi Sesar pada anjing –
uterus ditutup menggunakan jahitan Lambert
Episiotomi
Episiostomi adalah pembukaan dinding vulva bagian dorsal yang digunakan untuk
mepermudah memperbaiki vagina ketika terjadi laserasi, memasang catheter pada
bagian uretra, untuk memasukan massa
ketika prolaps. Tetapi pada umumnya episiostomi digunakan untuk membantu
proses kelahiran neonatus pada kasus distokia
(Arthur, 2001).
Yang harus
dilakukan sebelum dilakukan untuk melakukan epistomi
yang tujuannya untuk menangani kasus selain distokia adalah dengan
pemberian atibiotik spectrum luas seperti golongan pertama cephalosporin yang diinduksikan 2 sampai 6 jam sebelum operasi.
Kemudian anastesi menggunakan anastesi
local, dengan anastesi epidural.
Apabila episiotomi dilakukan dengan
cepat dapat dilakukan anatesi block
pada kulit dan muskulus dengan menggunakan lidocaine
atau bupivicaine dengan dosis 0,2 mL/
Kg BB. Bagian perineal diberikan antiseptic seperti iodin povidon atau chlorhexidine.
Hewan diletak posisi perianal
(Tobias, 2010)
Lokasi incisi
dari episiotomi adalah pada bagian
eksternal dari dorsal commisura vulva sampai masuk ke dalam lapisan vagina,
melewati urethral tubercle. Sebelum
dilakukan icisi jaringan, vestibular
harus dipalpasi dengan jari untuk mebendakan urethral tubercle. Untuk
menghidari kerusakan anus. Incisi dengan scalpel memotong bagian cutan, subcutis, musculus, dan midline mucosa dari bagian dorsal ke ventral dengan scalpel,
kemudian diligasi dengan menggunakan
gunting. Setelah itu dijahit dengan menggunakan jahitan standart yang telah
ditentukan (Tobias, 2010).
Perawatan
Postnatal
Perlindungan antibiotik
dan anlgetik sebaiknya diberikan dan lebih disukai dimulai sebelum operasi.
Induk anjing sebaiknya dibiarkan untuk pemulihan dari anestesi sebelum dari
anak anjing diperkenalkan. Pemulihan penuh dari operasi biasanya cepat an tanpa
kejadian yang luar biasa.
Analgetik postopearsi
dapat diberikan dengan pemberian NSAID setelah pulih dari anestesi. Jangkauan
NSAID tersedia untuk anjing. Pemberian preoperatif aman pada sebagian besar
kasus. Carproten dapat digunakan pada anjing dengan dosis 2-4mg/kg BB dengan
injeksi subkutan. Obat dapat diberikan secara oral jika diperlukan. Jika pasien
mengalami nyeri hebat, dokter hewan sebaiknya mencoba untuk memastikan penyebab
dan perlakuan terhadapnya. Opium dapat digunakan untuk memberikan anigesia
tambahan.
Butorphonal pada dosis 0,2 – 0,6 mg/kg
BB dapat diberikan denagn injeksi intarmukular atau diberikan subkutan pada anjing.
Pethidine dan morfin dapat juga digunakan pada anjing. Pemilik sebaiknya
didorong untuk mengawasi kemajuan hewan-hewan tersebut secar dekat, dan untuk
memonitor anak-anak hewan tersebut postoperasi induk anjing pada awalnya
sebaiknya diberikan makanan dengan jumlah sedikit tapi dengan kualitas yang
baik dengan interval yang sering dan harus didorong untuk meninggalkan anaknya untuk
latihan secukupnya dengan interval sepanjang hari.
Air sebaiknya tersedia ad libitum. Insisi laparatomi biasanya
sembuh dengan cepat dan tidak rusak karena aktivitas pemberian makan anak
anjing. Masalah postoperasi yang terjadi setelah kelahiran normal juga dapat
terjadi mengikuti operasi sesar.
Biasanya tidak diperlukan untuk
memberikan makan pada anak anjing karena sebelumnya mereka menerima kolostrum
induknya. Susu buatan dapat diberikan dengan alat penetes jiika pemulihan
induknya tertunda. Anak anjing sebaiknya diperkenalkan perlahan-lahan pada
induknya, dalam kasus ini meperlihatkan tanda-tanda agresivitas yang tidak
diharapkan pada anaknya. Injuri kerusakan pada anaknya dapat disebabkan jika
induknya belum kokoh berdiri diatas kakinya. Produk susu setelah opearsi sesar
biasanya baik. Pemebrian makanan tambahan sebaiknya diperkenalkan jika ada
tanda-tanda kelaparan atau pertumbuhan yang buruk diantara anak-anak anjing.
Histeroktomi
Ini terbukti diperlukan
jika uterus ditemukan rusak atau jika isi uterus membusuk. Pemilik yang tidak
mengharapkan untuk membiakkan peliharaan mereka lagi dapat meminta
ovarohisterektomi, yang dilakukan pada saat operasi sesar. Prosedur ini dapat
diterima dengan baik oleh sebagian besar hewan yang sehat dan suplai susu
pasien biasanya terjaga. Meskipun demikian, beberapa dokter hewan lebih suka
untuk membatasi pembedahan dengan opearsi sesar, untuk diikuti- setelah anak
anjing disapih - dengan ovarohisterektomi.
Pada
kucing dengan distokia yang belum teramati, fetus dapat ditemukan terjepit di
dlam korpud uteri dan servik. Kematian dan kerusakan fetus dapat terjadi dan
diindikasikan histerektomi. Adanya anak kucing menyebabkan ligasi servik secara
normal tidak mungkin dialakukan. Terapi cairan sebelum dan selama pembedahan
penting. Dalam kasus seperti ini, berkaitan dengan keadaannya, harus
dipindahkan dan uterus harus dibuka untuk memungkinkan ini, dengan perawatan
yang hati-hati dilatih untuk mencegah kontaminasi peritoneum (Gambar 6). Ketika
anak kucing telah dipindahkan dengan hati-hati servik dapat diligasi dan
kakinya menjadi baik. Uterus diambil setelah ligasi srteri ovaria. Meskipun
sulit, kasus seperti ini biasanya memberikan prognosis yang baik, jika kucing
tersebut dibantu- ketikadiperlukan-dengan terapi cairan yang tepat. Suatu
program perlindungan antibiotik dan terapi anti inflamasi non-steroid sebaiknya
dimulai sebelum operasi.
Gambar 6. Anak yang mati terjepi di kauda vagina
pada kucing. Tulang pubis kucing telah diambil untuk kejelasan ilustrasi.
Kesimpulan
Hewan
bunting dengan kelainan ditokia dapat ditangani dengan menggunakan terapi
operasi sesar, untuk menyelamatkan fetus dan induknya dengan peluang
persembuhannya mencapai 90% jika penanganannya dengan cepat, tepat, baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Faktor Pengaruh
Kebuntingan Pada Anjing. http://www.vet-indo.com/Kasus-Medis/Faktor-Pengaruh-Kebuntingan-pada-Anjing.html
(8 Juni 2011)
Archibald, G.H. 1984. Canine Surgery
3nd edition. Saunders. Elseviers.
Arthur, G.H. 2001.
Veterinary Reproduction and Obstetrics 8th Edition. Diedit oleh
David E. Noakes. WB Saunders : Philadelphia, United State of America
Fossum . 1997. Small animal surgery.
Mosby year-book,inc. USA
Jackson., P. G. 2004. Handbook
Obstetric Veteriner, 2nd edition. Saunders. Elsevier.
Junaidi., A. 2006. Reproduksi dan
Obstetri pada Anjing. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Kelley, R. L. Nutritional
Management of the Bitch: Pre-breeding to Whelping. http://www.woodhavenlabs.com/feeding-pregnant-dogs.html pad
(8 Juni 2011)
Kumar A. 1997. Veterinary Surgical Techniques. Delhi: Pashupati
Printers
Slatter, D. 2002. Text Book of Small
Animal Surgery 2nd edition. United States of America: WB saunders.
Tobias, M.K. 2010.
Manual of Small Animal Soft Tissue Surgery. A John Wiley & Sons, Ltd.,
Publication : Tennese, United State of America
titanium cost
BalasHapusIf you buy a new, vintage car snow peak titanium at an titanium fidget spinner affordable price, it's very possible to make a titanium sia difference. Here's the most popular vehicles ti89 titanium calculator to buy titanium nipple bars with the best